Jumat, 08 Januari 2010
Generasi 4+
Iko Putra yang baru kembali dari Rusia untuk belajar menguasai SU-27SKM dan 30MK-2 bersama dua rekannya, mengemukakan, meski tampilan luar tampak sama dengan empat Sukhoi TNI AU terdahulu, namun tiga Sukhoi yang akan datang lebih canggih.Dibandingkan, SU-27SK, SU-27SKM telah mengalami modernisasi pada sistem kontrol tembakan, sistem avionik, sistem navigasi yang sudah terintegrasi dengan satelit dan alat pengisian bahan bakar di udara (refuelling system).
“Ada beberapa hal lagi yang membuat tiga Sukhoi mendatang lebih canggih dibandingkan yang ada saat ini,” ujar Iko.
Hal itu diperinci, Komandan Wing 5 Lanud Sultan Hasanuddin Kolonel Pnb Arif Mustofa, penerbang Sukhoi generasi pertama yang ikut dalam beberapa kali negosiasi untuk pembelian enam Sukhoi mendatang.
“Dengan perbaikan dan peningkatan pada sistem kontrol tembakan, maka SU-27SKM tidak hanya mampu melakukan `air to air` tetapi juga `air to ground` sehingga mampu melakukan serangan darat (ground attack),” katanya.
Selain itu, dibanding SU-27SK, SU-27SKM telah mengalami peningkatan dengan avionik layar kaca berupa Multifunction Liquid-crystal Display/MLD dan Head-Up Display/HUDTidak itu saja, SU-27SKM juga menggunakan Radar Warning Receiver/RWR untuk memandu rudal antiradiasi Kh-31P, termasuk peningkatan Infrared Search-and-Track Device/IRST dengan penjejak laser untuk melepaskan rudal laser “beam riding”.Yang membedakan dengan pendahulunya lagi, SU-27SKM berkemampuan membawa senjata yang lebih beragam seperti rudal udara ke udara RVV-AE “active radar homing”, rudal udara ke permukaan Kh-29T (TE), Kh-29L, Kh-31P, Kh-31A, serta bom berpemandu KAB-500Kr dan KAB-1500 Kr.
“Semua persenjataan itu, dibawa dalam sepuluh `external stores` atau cantelan,” tutur Arif, yang memiliki call sign “Thunder-133″.
Untuk konfigurasi “combat load” persenjataan SU-27SKM terdiri atas enam rudal RVV-AE, empat rudal udara ke permukaan, atau empat bom berpemandu dengan bobot masing-masing 500 kilogram dan satu bom berpemandu berbobot 1.500 kilogram.Dengan segala persenjataan itu, SU-27SKM masih bisa membawa beragam persenjataan berupa roket dan rudal yang diaplikasikan pada SU-27SK.Dan dengan perangkat pengisian bahan bakar di udara, SU-27SKM mampu terbang lebih lama lagi dengan daya jelajah yang lebih jauh.Untuk SK-30MK2, menurut Arif, tidak ada banyak perubahan hanya peningkatan dari sistem yang sudah ada di SU-30MK. “Dengan segala kelebihan pada SU-27SKM dan SU-30MK2, maka pesawat-pesawat Sukhoi mendatang termasuk pesawat tempur generasi 4+.
“Bahkan penempur generasi 4+, siap ditandingkan dengan penempur generasi 5 buatan negara lain. Dengan adanya SU-27SKM dan 30MK2, tentu akan meningkatkan derajat kesetaraan perimbangan kekuatan regional,” kata Arif lagi.
Kamis, 07 Januari 2010
Goliath Robot Jerman Nazi
Bayangin jerman yang di tahun 40an bisa membuat senjata kayak gini.. coba aja Nazi Jerman bisa bertahan sampai sekarang mungkin bakalan banyak senjata2 hebat yg dibuat Nazi Jerman, senjata Nazi Jerman waktu kalah perang aja banyak di comot sama sekutu terus di contek deh...
Latma IIP-FTX Marex 2009
SITUBONDO - Seorang prajurit Korps Marinir, siaga di sekitar heli angkut personel milik USMC, Chinook CH-46, saat latihan evakuasi medis tempur, di Puslatpur Marinir Baluran, Karangtekok Situbondo, Minggu (18/10). Sementara sejumlah prajurit Korps Marinir, berlatih menembak menggunakan senapan tempur laras panjang di Puslatpur Marinir Baluran, Karangtekok Situbondo, Minggu (18/10). Latihan tersebut merupakan rangkaian Latihan Bersama Interoperability-Field Training Exercise (Latma IIP-FTX Marex) 2009, antara Korps Marinir dan USMC yang diikuti oleh 600 personel USMC dan 630 personel Korps Marinir digelar di Puslatpur Marinir Baluran Karangtekok Situbondo dan Selogiri Banyuwangi, hingga 24 Oktober 2009. FOTO ANTARA/Eric Ireng/ed/pd/09
Langganan:
Postingan (Atom)